Bengkulu – Meskipun pemilihan umum (pemilu) 2029 masih cukup lama, namun sudah dipetakan bahwa metode
kampanye akan fuul digital hal ini sesuai dengan perkembangan teknologi digital dinilai akan menjadi
elemen utama dalam strategi kampanye politik di masa depan.

Hal ini disampaikan Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan, dalam talkshow bertajuk “Retorika
Politik dalam Membentuk Opini Publik Melalui Komunikasi yang Efektif di Era Digital” yang digelar di
Kota Denpasar, Provinsi Bali pada Sabtu (25/1/2025).

Lidartawan menyoroti bahwa pendekatan komunikasi politik saat ini masih cenderung konvensional, seperti
penggunaan baliho dan spanduk, yang kurang relevan bagi generasi muda, khususnya Gen Z.

“Pemasangan baliho hanya menciptakan euforia tanpa memberikan edukasi demokrasi. Gen Z membutuhkan
komunikasi yang relevan, bukan sekadar melihat-lihat baliho,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya adaptasi teknologi, seperti Artificial Intelligence (AI) dan platform digital,
dalam membentuk strategi kampanye yang lebih efektif.

“Pemilu 2029 akan menjadi momen perubahan besar. Siapa yang menguasai media digital, platform daring,
dan teknologi AI, akan memiliki keunggulan yang signifikan,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua KPID Bali, I Gede Agus Astapa, juga menyatakan bahwa media digital kini memainkan
peran besar dalam penyebaran informasi dan membentuk opini publik. Selain itu, media digital juga
berfungsi sebagai tempat menyimpan rekam jejak digital yang dapat diakses kapan saja di masa depan.

“Siapa pun yang mampu memanfaatkan media sosial dan platform daring memiliki keunggulan besar. Media
digital tidak hanya tentang penyebaran informasi, tetapi juga tempat membangun kepercayaan dan
transparansi,” ujarnya.

Agus Astapa menambahkan bahwa dinamika dunia digital, termasuk pro dan kontra di media sosial, harus
dikelola dengan baik untuk menghasilkan dampak positif.

Kemudian, Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Hindu UHN, I Dewa Ayu Hendrawathy, menyampaikan
bahwa diskusi ini juga menjadi sarana evaluasi terhadap janji politik yang telah disampaikan oleh para
kandidat selama kampanye.

“Topik ini relevan sebagai pengingat bagi masyarakat untuk memantau realisasi janji politik para
kandidat yang telah terpilih,” katanya.

Menurutnya, era digital memberikan peluang besar bagi masyarakat untuk mengevaluasi kinerja kandidat
melalui rekam jejak digital mereka, termasuk janji dan program yang pernah disampaikan.(**)